Selasa, 29 Januari 2013

Prostate Spesific Antigen (PSA)





Prostate Spesific Antigen (PSA)
Prostat merupakan suatu kelenjar sebesar buah kenari yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan hanya ada pada kaum pria. Prostat adalah penghasil sebagian besar cairan di dalam air mani (semen) yang menjaga sperma agar tetap hidup. Kelenjar prostat mulai berkembang sebelum bayi lahir dan akan terus berkembang hingga mencapai usia dewasa. Perkembangan prostat dipengaruhi oleh hormon seks pria, yaitu androgen. Hormon androgen yang utama adalah testosteron. Testosteron akan menyebabkan kelenjar prostat secara perlahan membesar seiring dengan meningkatnya usia bayi tersebut.
Prostat pada usia dewasa yang semakin bertambah besar dapat menghambat aliran air seni melewati uretra (pembuluh yang membawa air seni dari kandung kemih), sehingga mempersulit atau memperlambat keluarnya air seni sewaktu buang air kecil. Kondisi ini disebut pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH), namun pembesaran prostat jinak bukanlah kanker. Kanker prostat terjadi jika sel-sel kelenjar prostat berkembang secara abnormal tidak terkendali sehingga mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya. Penyebab kanker prostat masihlah belum jelas. Oleh karena itu, pencegahan terhadap kanker prostat saat ini belum sepenuhnya dapat dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan deteksi dini kanker prostat sehingga akibat yang fatal dapat dihindari. Salah satu deteksi kanker prostat adalah dengan Tes Prostate Specific Antigen (PSA).
Prostate Specific Antigen (PSA), juga dikenal dengan sebutan gamma-seminoprotein atau kallikrein-3 (KLK3), adalah suatu protease yang disandikan oleh gen KLK3 pada manusia. PSA diproduksi untuk ejakulasi, dimana PSA tersebut dapat mencairkan semen di koagulat air mani sehingga memungkinkan sperma untuk berenang bebas. Substansi ini juga dapat melarutkan lendir serviks sehingga memungkinkan masuknya sperma ke rahim. Selain itu PSA berfungsi memecah protein ber-BM tinggi dari koagulat air mani ke dalam bentuk polipeptida yang lebih sederhana. Proses ini mengakibatkan semen dalam prostat menjadi lebih cair (likuid). PSA diproduksi secara eksklusif oleh epitel sel-sel prostat, baik yang jinak maupun yang ganas. PSA ini juga ditemukan dalam bentuk serum. Serum PSA saat ini adalah metode terbaik untuk mendeteksi lokalisasi kanker prostat dan respon monitoring untuk perawatan (Tes PSA).
 Tes PSA merupakan tes darah yang bertujuan untuk mengukur kadar protein yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat. Bila kadarnya tinggi mengindikasikan kanker prostat. Namun peningkatan kadar PSA kadang juga dapat disebabkan oleh pembesaran prostat, infeksi dan/atau peradangan prostat. Mengukur tingkat PSA dapat meningkatkan kemungkinan penemuan sangat dini kanker prostat. Jika nilai tes PSA anda tinggi, maka dokter akan menyarankan melakukan biopsi prostat untuk mengetahui apakah Anda benar menderita kanker prostat. Biopsi prostat dilakukan untuk mendapatkan sampel jaringan prostat yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker. Pemeriksaan ultrasonik (transrectal ultrasound) merupakan cara lain untuk mendeteksi kanker prostat.
Berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi pasien ketika melakukan test PSA :
·      Pasien tidak memiliki infeksi saluran kemih yang masih aktif
·      Pasien tidak mengalami ejakulasi dalam 48 jam sebelumnya
·      Pasien tidak melakukan biopsi prostat dalam enam minggu sebelumnya
·       Pasien tidak melakukan pemeriksaan dubur rutin (jika memungkinkan, lakukan tes darah sebelum pemeriksaan; sebaliknya, menunggu satu minggu setelahnya)
Rentang normal PSA tergantung umur dan Departemen Kesehatan menyarankan nilai 'cut-off' berikut :





PSA Cut-off Values
Age (years)
PSA Cut-off (ng/mL)
50-59
≥3.0
60-69
≥4.0
70 and over
>5.0
















 
   



Terima Kasih sudah bekunjung di blog imunohistokimia ini...
Dalam blog ini akan Kami share segala sesuatu seputar imunohistokimia
Kami pun menyediakan segala keperluan laboratorium imunohistokimia (khususnya) dan laboratorium umum...
Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi link di bawah ini :


Fluorescein Isothiocyanate (FITC)



Fluorescein Isothiocyanate (FITC)
Fluorescein isothiocyanate (FITC) merupakan turunan fluorescein yang digunakan dalam aplikasi yang luas termasuk Flowcytometry. FITC adalah molekul fluorescein yang difungsikan dengan kelompok reaktif isotiosinat (-N=C=S), menggantikan atom hidrogen pada struktur cincin bawah. Turunan ini reaktif terhadap nukleofil yang termasuk kelompok amina dan sulphidril pada protein.
FITC memiliki eksitasi dan spektrum emisi panjang gelombang puncak sekitar 495nm/521nm. Seperti kebanyakan fluorokrom, FITC ini sangat rentan terhadap photobleaching. Karena masalah dengan photobleaching, turunan dari fluorescein seperti Alexa 488 dan DyLight 488 telah disesuaikan untuk berbagai aplikasi kimia dan biologi dimana photostability yang lebih besar dan intensitas fluoresensi yang lebih tinggi sangat diperlukan. Fluorescein isothiocyanate (FITC) adalah suatu pewarna hasil turunan amina-reaktif fluorescein yang digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya adalah sebagai antibodi dan label probe lain untuk digunakan dalam mikroskopi fluoresens, flowcytometry dan uji berbasis immunofluorescence seperti Western blotting dan ELISA.
FITC adalah pewarna fluorokrom yang menyerap cahaya ultraviolet atau biru yang menyebabkan molekul menjadi tereksitasi dan memancarkan cahaya visible kuning-hijau. Emisi ini berhenti ketika adanya penghapusan cahaya yang menyebabkan eksitasi. Label fluorokrom menyediakan lokalisasi yang cepat dan akurat terhadap interaksi antigen-antibodi ketika salah satu reaktan adalah bagian dari sebuah sel, jaringan, atau struktur biologis lainnya. FITC adalah penanda umum yang digunakan untuk antibodi dalam teknik-teknik immunofluorescent sejak konjugasi FITC untuk protein relatif mudah dan tidak, secara umum, menghancurkan aktivitas biologis protein berlabel. FITC secara luas digunakan sebagai hapten untuk melabel protein yang berbeda. Berikut adalah struktur dan identitas dari FITC :


Properties
C21H11NO5S
389.382
1.542 g/mL
359.5 °C

  Contoh Pewarnaan FITC






Terima Kasih sudah bekunjung di blog labimunohistokimia ini...
Dalam blog ini akan Kami share segala sesuatu seputar  imunohistokimia
Kami pun menyediakan segala keperluan laboratorium imunohistokimia (khususnya) dan laboratorium umum...
Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi link di bawah ini :
www.biosm-indonesia.com
                                            

Minggu, 20 Januari 2013

Adenocarcinoma



Adenocarcinoma

Menurut kata-kata penyusunnya yaitu kata "adeno" yang berarti 'berkaitan dengan kelenjar' dan "karsinoma" yang berarti 'kanker', adenokarsinoma adalah suatu kanker dari epitel yang berlokasi di dalam kelenjar jaringan. Adenokarsinoma adalah jenis kanker yang dapat mempengaruhi berbagai organ. Jaringan yang terpengaruh adalah bagian dari kategori jaringan epitel, seperti jaringan epitel baris kulit, kelenjar, rongga organ, dan lain-lain. Epitel ini berasal dari eksoderm, endoderm dan mesoderm di janin. Sel-sel adenokarsinoma tidak selalu menjadi bagian dari kelenjar jaringan epitel akan tetapi mungkin hasil dari sekresi kelenjar tersebut.
Sel-sel karsinoma dapat ditemui pada beberapa makhluk hidup jenis mamalia tinggi seperti, simpanse, gajah, termasuk manusia. Telah dijelaskan diawal bahwa adenokarsinoma dapat mempengaruhi beberapa organ. Hal ini dikarena epitel dan kelenjar jaringan sangat luas dan tersebar di dalam tubuh. Beberapa organ yang terpengaruh sel kanker ini dan sangat familiar adalah usus besar dan paru-paru. Akan tetapi beberapa organ lain yang mungkin terpengaruh oleh adenokarsinoma antara lain:
·         Leher rahim
·         Pankreas
·         Prostat
·         Perut
·         Tiroid
·         Payudara
·         Urachus
·         Vagina
·         Tenggorokan
·         Kerongkongan

Adenocarcinoma didiagnosis seperti kanker lainnya. Mereka biasanya terdeteksi dengan mengambil biopsi tumor dan memeriksa di bawah mikroskop. Jika tumor tersebut ditemukan maka dibutuhkan pengobatan yang tepat untuk menekan pertumbuhan sel kanker tersebut. Hal ini penting karena kanker dapat menyebar ke organ lain juga.
Perawatan termasuk operasi pengangkatan tumor untuk mencegah pertumbuhan. Setelah operasi, pasien mungkin mengalami kemoterapi dan radiasi untuk mencegah adenokarsinoma yang datang kembali. Adenokarsinoma bisa juga ditangani dengan mengonsumsi tanaman herbal yang mengandung anti-kanker dan antioksidan yang tinggi.











Hasil pewarnaan melintang kelenjar yang terkena Adenocarcinoma



Terima Kasih sudah bekunjung di blog imunohistokimia ini...
Dalam blog ini akan Kami share segala sesuatu seputar imunohistokimia
Kami pun menyediakan segala keperluan laboratorium imunohistokimia (khususnya) dan laboratorium umum...
Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi link di bawah ini :